NOVEL

THE KNOWLEDGE AND STRENGTH OF IMAGINATION


CHAPTER 3


Jumat, 24 Desember, Kami satu mobil berangkat menuju gereja dengan perjalanan 20 menit akhirnya sampai juga. Wow….! Sangat ramai. Paman kesusahan mencari tempat parkir jadi kami memutuskan untuk turun dan meninggalkan paman mencari parkiran.

Kami memasuki gereja, di dalam ramai sekali, aku sempat berpikir tapi untung saja tante langsung menghentikan aku sebelum terjadi hal yang buruk. Syukurlah….! Masih belum sempat terjadi. Kalau di tempat yang ramai seperti ini bisa jadi masalah. Setelah berusaha mencari tempat duduk akhirnya dapat juga.

Misa dimulai, tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelahku. Dia memakai topi hitam, bermasker dan pakaiannya cukup tidak asing. Pertama hanya satu orang tapi kemudian datang tiga orang lagi. Awalnya aku merasa takut karena mereka seperti teroris yang akan membajak gereja. Tiba-tiba aku mulai berimajinasi, tapi aku melawannya. Aku pasti bisa! Tahan key… Tahan…! Oke.

Seiring berjalannya misa aku merasa ingin pergi ke toilet. Aku izin sama tante biar tidak khawatir. Aku perlahan-lahan melangkahkan kaki keluar menuju ke toilet, salah satu dari orang aneh itu mondar-mandir seperti orang kebingungan. Aku mencoba menghindar, dalam hati ku berkata pergi menjauh adalah hal yang terbaik. Tapi tiba-tiba dia mengikutiku dan menyapa dengan menggunakan bahasa inggris.

“Excuse me!”

Aku kaget “Ya”

“ I Want go to the toilet, but I don’t know where the toilet. If you could tell me where the toilet?”

Aku terdiam berkata dalam hati. Wow…! Orang ini songong banget! Pakai bahasa inggris lagi. Pakai bahasa indonesia aja man! Inikan indonesia.

“Oh ….. Toilet! I know, let’s follow me”

Tante meminta aku untuk berfoto  dengan Misella Agatha dan Marsel Vehron, tapi ketika aku hendak keluar dari tempat duduk itu aku tak sengaja menginjak kaki salah satu dari 4 orang aneh itu. Sontak aku langsung minta maaf tapi sepertinya mereka tidak mengerti apa yang aku katakan. Aku merasa aneh, Apa mereka juga sama kayak orang yang aku temui tadi ya?. Lalu aku mencoba menggunakan bahasa inggris alih-alih mencari tahu “ I’m sorry sir” jawab ku cuek. Laki-laki itu mau marah lalu di lerai oleh temannya, salah satu dari mereka membalas maaf ku “ it’s ok… no problem! “.

Aku mengajak Agatha dan Vehron kedepan altar, dari kejauhan aku melihat mereka seperti menertawakan sesuatu yang aku mungkin tidak tahu, tapi aku sembelum mendengar mereka seperti menggunakan bahasa Jepang. Selesai berfoto aku masih melihat mereka di tempat duduk itu. Aku bertanya-tanya dalam hati

“ Kenapa mereka masih di situ dan tidak pergi? Acara Misanyakan sudah selesai? Aneh banget! “.

Aku mengantar Agatha dan Vehron ke tempat duduk, dimana tempat duduk itu tempat yang sama dengan keempat orang aneh itu, tapi aku masuk dari arah yang berlawanan biar tidak melakukan kejadian yang memalukan itu lagi, karena terlalu gugup sampai-sampai buku itu lupa aku masukkan ke dalam tas. Aku mengambil buku itu dan kedua kalinya menginjak lagi kaki salah satu dari mereka. Aku berbalik dengan cepat meminta maaf dengan suara pelan hingga kedengaran tidak jelas.

Aku merasa seperti buru-buru karena malu, aku membawa Agatha dan Vehron keluar gereja. Tanpa di sengaja aku menabrak seseorang dan menjatuhkan handphonenya. Aku membantu mengambil handphonenya, ya ampun layar Handphonenya rusak. Aku menunduk sambil meminta maaf, aku mencoba mengangkat wajah melihat ke arahnya.

Aneh! Sepertinya aku pernah melihatnya tapi aku lupa dimana ya?

Aku sangat keburu-buru, aku mencoba berbicara serta menjelaskan kepadanya. Aku bingung dia hanya diam saja, apakah penjelasan ku terlalu panjang sehingga dia tidak mengerti atau bagaimana ya? Bisikku dengan pelan.


Tidak ada waktu, tante terus menelpon ku. Tanpa pikir panjang aku mengambil buku diary dari dalam tas dan menulis alamat serta nomor handphone ku. Aku menjawab telpon tante, sambil berjalan menuju parkiran dan menggandeng tangan Agatha dan Vehron. Paman dan Tante serta Yuzura telah lama menunggu di parkiran. Aku merasa aura marah karena khawatir  dari wajah Yuzura. Kami masuk ke dalam mobil dan berangkat untuk makan malam di restoran yang tidak jauh dari gereja, selesainya kami langsung pulang dan beristirahat.


To Be Continued...


NB: Cerita ini bersifat fiksi, masih banyak kekuranganya mohon di mengerti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kuisioner Produk Energen Sebagai Suplemen dan Pangan Fungsional

NOVEL

women don't cry