World Of Dreams


World Of Dreams

CHAPTER 1

Ini bukan yang pertama kali aku melakukannya, aku tidak tahu apa yang terjadi. Awal mula ini terjadi ketika usia ku 7 tahun, waktu itu kami hendak pergi berlibu bersama. Papa khusus meluangkan waktu hari ini untuk kami. Vila keluarga yang biasa dipakai kami telah di siapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Seharusnya papa masuk kerja saja agar semuanya tidak terjadi. Tapi karena keegoisanku ini, terjadi kecelakaan yang sangat parah 20 korban bersama papa dan mama meninggal di kecelakaan beruntun itu.
Pada waktu kejadian sebuah truk bergerak cepat dari arah depan menerobos lampu lalulintas, dimana mobil kami melintas. Terdengar suara tabrakan yang sangat keras, mobil terseret sangat jauh, menabrak, lagi, lagi, lagi dan lagi hingga akhirnya berhenti. Sebanyak 12 mobil hancur, kaca-kaca mobil berserakan di sekitar jalan. Beberapa mobil mulai mengeluarkan asap hingga aroma bensi sangat jelas tercium. Suara ambulan mulai terdengar sangat jelas.
Seseorang mendekati mobil kami, kakak dan aku di keluarkan dari mobil. Tidak beberapa lama suara ledakkan terdengar, menjalar masuk ke dalam otak ku. Sebuah mobil meledak tepat di depan mata ku, terlihat mobil itu masih ada papa dan mama di dalam. Aku hendak menolong tapi badan ini tidak bisa bergerak, aku menangis dalam hati tidak ada suara hanya air mata yang mengalir deras. Kakak dimasukkan ke dalam ambulan, tepat berada di belakang dimasukkan aku kedalam ambulan yang lain. Mata ku perlahan-lahan mulai menutup, seorang perawat memasangkan alat bantu pernapasan.
Setelah kejadian aku masih belum sadarkan diri, sudah 3 tahun aku berada diruang ICU. Bahkan di bulan terakhir tahun ini pun aku masih belum sadarkan diri. Musim mulai berganti, begitu juga bulan ikut berganti dan aku juga masih belum sadarkan diri. Ini mulai memasuki tahun ke 5 ku di ICU, ada seseorang mendorong ku dari ruangan gelap yang sangat jauh membuat tubuhku mengalami shock dan kejang-kejang. Seseorang memegangi tanganku dengan sangat erat, aku mengenal tangan ini yang membuatku jadi tenang. Sepertinya dia memanggil ku, aku mengerakkan tangan tapi tidak bisa kaku dan sangat berat. Perlahan-lahan aku memggerakkan jari ku, sepertinya aku mendengar suara orang berteriak memanggil dokter, suara yang sangat ramai, tangisan, tawa, senyum, bahkan sangat jelas aku melihatnya tapi mata ku masih tertup dan tidak bisa terbuka.
Aku bisa melihat orang-orang di rumah sakit setiap sudut gambaran bahkan gerak mereka aku bisa melihatnya jelas tapi dengan mata ku yang tertutup. Aku mendengar suara laki-laki tepat di samping ku, suara yang sangat ku kenal. Tapi kenapa aku dirumah sakit, apa yang terjadi pada ku. Perlahan aku ingin membuka mata, aku melihat seorang laki-laki berjubah putih dan 2 perawat wanita di sebelahnya. Serta wajah yang tidak asing bagiku sosok laki-laki kebanggaan ku ‘My Brother’ yang sedang menangis di sebelah ku.
Dokter memeriksa dan ingin berbicara dengan kakak masalah kondisi ku. Syukurlah Ken, kau tidak menyerah untuk tidak melepas alat resusitasi. Tuhan memberi keajaiban untuk mu, Kiel harus di Rontgen untuk mengetahui kondisi lebih lanjut sehingga kita tahu kapan boleh kembali beraktivitas seperti biasanya. Saya serahkan semuanya padamu Han, berikan yang terbaik buat adik ku. Tenang saja aku akan merawatnya dengan baik, sebaiknya kau pergi kerja soalnya akhir-akhir ini kau terlalu sering ke rumah sakit jaga juga kesehatan mu. Baiklah! Terima kasih ya Han, aku harus pergi melihat Kiel dulu. Terima kasih Han, kapan-kapan kita makan malam barang aku yang traktir, Ok!.
Kakak akhirnya kembali, aku ingin berbicara sama kakak tapi tidak bisa tenaga ku seperti habis, sehingga aku lemas dan akhirnya perlahan-lahan tertidur. Aku sepertinya mendengar suara kakak agak samar-samar dia permisi hendak pulang, sebelum aku mulai tertidur.


To Be Continued...
NB: Cerita ini bersifat fiksi, masih banyak kekuranganya mohon di mengerti.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kuisioner Produk Energen Sebagai Suplemen dan Pangan Fungsional

NOVEL

women don't cry